Selasa, 05 November 2013

Seren Taun, Pesta Budaya Akhir Tahun Hijiriah dari Cigugur Kuningan.

Seren Taun, Pesta Budaya Akhir Tahun Hijiriah dari Cigugur Kuningan.
seren-tahun-dari-kuningan
Seren Taun ciri khas Budaya Kuningan
Kuningan123 | Satu lagi budaya khas daerah Kuningan adalah Seren Tahun atau dalam bahasa Indonesia artinya adalah menyerahkan tahun. Budaya ini juga khas untuk daerah kecamatan Cigugur Kuningan yang baru saja minggu kemarin diadakan tepat tanggal 27 Oktober 2013 diadakan satu tahun sekali menjelang tahun baru Hijrian sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ribuan warga dari berbagai pelosok daerah padati gelaran Seren Taun yang diadakan di Paseban Cigugur Kuningan. Bahkan, bukan hanya dari lokal Jawa Barat adapula yang berasal dari negara asing yakni Kamboja, Belanda, Amerika, Jepang dan beberapa negara lainnya. Mereka tampak antusias menyaksikan puluhan gelaran seni tradisional tatar sunda.

Berbagai gelar budaya tampak menyuguhkan penampilan seni tradisional. Beberapa pagelaran tradisi kesenian tersebut yakni Pesta Dadung, Seribu Kentongan, Damar Sewu, Nyimblung dan Dayung Buyung, Helaran atau Pawai Budaya, Gondang, Kidung Spiritual, Ngareremokeun, Tari Buyung, Angklung Buncis, Ngajayak, dan Penumbukan Padi.

Sementara warga yang berkunjung ke lokasi ini dinyamankan dengan leluasanya hilir mudik sepanjang lokasi pagelaran. Sebab pihak kepolisian menutup dan mengalihkan sementara aruis lalu lintas di persimpangan jalan Cigugur menuju Kadugede.

Suasana lebih semarak nampak terlihat ketika Bupati Kuningan, Aang Hamid Suganda beserta jajaran pemkab dan juga Bupati dan Wakil Bupati terpilih Ibu Hj. Utje Hamid Suganda dan H. Acep Purnama, hadir menemui dan menyaksikan gelaran tersebut.

Dalam pidatonya, Bupati menilai, antusiasme warga ini menggambarkan bahwa seni budaya tradisi masih mendapat tempat di hati masyarakat Kuningan. Kerinduan mereka bisa terobati dengan pagelaran yang semacam ini.

Namun begitu, bupati berharap, warga Kuningan dapat memaknai gelaran ini bukan hanya sekadar tontonan semata, melainkan secara menyeluruh memaknai seni budaya tradisi sebagai nilai luhur yang harus tetap dijunjung dalam keseharian, termasuk bagi bupati, budaya menjadi sumbu pembangunan yang selama ini dijalankan.

“Untuk itu, menjaga kebersihan, hidup berdampingan, silih asah silih asih dan silih asuh yang menjadi falsafah sunda, harus menjadi spirit dalam hidup, termasuk bagi saya dalam melahirkan kebijakan pembangunan” pungkas Bupati.

Sumber : Kuningan News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda disini.